Makalah PENELITIAN AGAMA, KONTRUKSI PENELITIAN AGAMA DAN MODEL-MODEL PENELITIAN AGAMA

          PENELITIAN AGAMA, KONTRUKSI PENELITIAN AGAMA DAN MODEL-MODEL PENELITIAN AGAMA

 TUGAS

         Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Metodologi Studi Islam pada Jurusan Ekonomi SyariahDosen Pembina:

 Muhadi Khalidi S.HI,M.Ag
 Oleh:
Melda Septari - 170602184
Lisa Anggraini- 170602188
Raudhatun Jannah- 170602192

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN AR-RANIRY
2017

  

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas limpahan Rahmat-Nya, sehingga penulis beserta teman-teman kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah tentang “ Penelitian Agama, Kontruksi Penelitian Agama Dan Model-Model Penelitian Agama”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah MetodologiStudi Islam yaitu BapakMuhadi Khalidi S.HI,M.Ag.Penulis mengharapkan makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang penelitian agama, kontruksi penelitian agama dan model-model penelitian agama.Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan kelompok yang telah mendukung dan menjalin kerjasama yang baik sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari makalah ini terdapat banyak kekurangan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.



Penulis




                                                           Banda Aceh, 12 Maret 2018



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................i

DAFTAR ISI .....................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .....................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................2
1.3 Tujuan .....................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penelitian Agama .....................................3
2.2 Konstruksi Teori PenelitianAgama .....................................5
2.3 Model-Model Penelitian Keagamaan .....................................6

BAB III KESIMPULAN .....................................16

DAFTAR PUSAKA .....................................17

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian agama telah dilakukan beberapa abad yang lalu namun hasil penelitiannya masih dalam bentuk aktual atau perbuatan saja dan belum dijadikan sebagai sebuah ilmu. Setelah bertambahnya gejala-gejala agama yang berbentuk sosial dan budaya, ternyata penelitian dapat dijadikan sebagai ilmu yang khusus dalam rangka menyelidiki gejala-gejala agama tersebut.

Perkembangan penelitian agama pada saat ini sangatlah pesat karena tuntutan-tuntutan kehidupan sosial yang selalu mengalami perubahan. Kajian-kajian agama memerlukan relevansi dari kehidupan sosial berlangsung. Permasalahan-permasalahan seperti inilah yang mendasari perkembangan penelitian-penelitian agama guna mencari relevansi kehidupan sosial dan agama.

     Dewasa ini, penelitian agama diisi dengan penjelasan mengenai kedudukan penelitian agama dalam konteks penelitian pada umumnya, elaborasi mengenai penelitian agama dan penelitian keagamaan serta konstruksi teori penelitian keagamaan, dari beberapa penjelasan singkat tersebut maka pemakalah perlu mengkaji secara rinci terhadap penjelasan tersebut.

Secara garis besar, pembahasan penelitian agama dan model-modelnya dibagi dua;pertama, penelitian agama; kedua, model-model penelitian agama. Penelitian agama diisi dengan penjelasan mengenai kedudukan penelitian agama dalam kompleks penelitian pada umumnya; elaborasi mengenai penelitian agama (research on religious) dan penelitian keagamaan (religious research); dan konstruksi teori penelitian keagamaan.

1.2 Rumusan Masalah

1.      Apakah yang dimaksud dengan penelitian agama?
2.      Bagaimana konstruksi teori penelitianagama?
3.      Bagaimana model-model penelitian keagamaan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan  penelitian agama.
2. Untuk mengetahui bagaimana konstruksi teori penelitian agama.
3. Untuk mengetahui model-model penelitian keagamaan. 

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penelitian Agama

A. Pengertian Penelitian Agama

Agama sebagai elemen yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia dapat dilihat dari dua segi yakni, dari segi isi dan bentuknya. Dari segi isinya,agama adalah ajaran atau wahyu tuhan yang dengan sendirinya tidak dapat dikatagorikan sebagai kebudayaan. Sedangkan dari segi bentuknya agama dapat dipandang sebagai kebudayaan batin manusia yang mengandung potensi psikologi yang mempengaruhi jalan hidup manusia. Dengan demikian, yang dapat diteliti adalah pada bentuk atau praktik yang tampak dalam kehidupan sosial yang dipandang sebagai kebudayaan batin manusia.

Penelitian (research) adalah upaya sistematis dan objektif untuk mempelajari suatu masalah dan menemukan prinsip-prinsip umum. Selain itu, penelitian juga berarti upaya pengumpulan informasi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan. Pengetahuan manusia tumbuh dan berkembang berdasarkan kajian-kajian sehingga terdapat penemuan-penemuan, sehingga ia siap merevisi pengetahuan-pengetahuan masa lalu melalui penemuan-penemuan baru. Ada juga yang bahwa penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh metode keilmuan. Menurut Jujun S. Suriasumantri metode keilmuan ini merupakan gabungan antara pendekatan rasional dan empiris.

Para ilmuan sendiri beranggapan bahwa agama dan penelitian karena agama merupakan bagian dari kehidupan sosial kultular. Jadi, penelitian agama bukanlah meneliti hakikat agama dalam arti wahyu, melainkan meneliti manusia yang mengahayati, meyakini, dan memperoleh pengaruh agama.
Penelitian agama dalam pandangan Juhaya S. Praja adalah penelitian tentang asal-usul agama, dan pemikiran serta pemahaman penganut ajaran agama tersebut terhadap ajaran yang terkandung di dalamnya.

Dengan demikian, jelas Juhaya terdapat dua bidang penelitian agama, yaitu sebagai berikut.

1. Penelitian tentang sumber ajaran agama yang telah mel;ahirkan disiplin ilmu tafsir dan ilmu hadis.
2. Pemikiran dan pemahaman terhadap ajaran yang terkadung dalam sumber ajaran agama itu.
B. Bentuk Penelitian dalam Studi Islam

Berdasarkan  tujuan yang hendak dicapai, penelitian dapat dibedakan menjadi:

1. Penelitian Eksploratif

Penelitian eksploratif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru itu dapat saja berupa pemgelompokan suatu gejala, fakta, dan penyakit tertentu. Penelitian ini banyak memakan waktu dan biaya. Penelitian ini dapat digunakan untuk mengamati gejala keagamaan yang sedang terjadi atau gejala keagamaan yang terjadi di masa lalu. Berdasarkan data yang diperoleh dari peniliti  eksploratif, dapat dikembangkan berbagai penelitian lain, seperti penelitian historis, deskretif, korelasional, dan eksperimen. Oleh karena itu, penelitian ini sering juga disebut dengan penelitian pendahuluan. Contoh gejala berkembangnya berbagai macam aliran yang menyimpang dari ajaran agama islam yang diyakini kebenarannya. Gejela ini biasanya marak pada daerah-daerah pinggir perkotaan atau daerah pedesaan yang kurang kesejahteraannya. Misalnya penelitian yang mengarah kepada komunitas Ahmadiayah, komunitas Lia Eden, dan sebagainya.

2. Penelitian Historis

Penelitian historis adalah penelitian yang berhubungan dengan sejarah. Dalam penelitian historis, sumber sejarah dapat dibagi menjadi dua bagian: sumber primer dan  sumber sekunder. Sumber primer meliputi dokumen, catatan harian, arsip, biografi yang ditulis langsung oleh pelaku, dan berbagai berita yang ditulis oleh orang-orang yang sezaman. Sedangkan sumber sekunder meliputi data sejarah yang bersumber dari hasil rekontruksi orang lain, seperti buku dan artikel yang ditulis oleh orang-orang yang tidak sezaman dengan peristiwa tersebut. Contohnya seperti, bagaimana implementasi hukum syara’ pada masa Sultan Iskandar Muda? Bagaimana pemberlakuan Murtabat Tujuh dalam masa pemerintah Kesultanan Buton? Hal ini dapat direkonstruksi melalui sumber pustaka.

3. Penelitian Deskritif

Penelitian deskritif adalah sebuah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan gejala sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Dal;am penelitian agama, penelitian deskritif berusaha menggambarakan suatu gejala keagamaan. Contoh seperti, seorang peneliti ingin mengetahui hubungan guru-murid di pondok pesantren MUDI Mesra Samalanga.

4. Penelitian Korelasional

Penelitian koresional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau lebih. Misalnya, apakah ada hubungan antara status sosial masyarakat dengan tingakat keberagamaannya. Dalam penelitian ini dikenal adanya variavel bebas (variabel yang diduga mempengaruhi variabel yang lain) dan variabel terikat (variabel yang diduga dipengaruhi oleh variabel bebas). Contohnya: Pengaruh Gerakan Turki Muda terhadap pemikiran Bung karno tentang hubungan Islam dan Negara: studi tentang polemik Sukarno-Natsir pada tahun 1920-an.

5. Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang menguji suatu  cara dan teori terhadap suatu penyelesaian masalah. Penelitian yang menggunkan eksperimen agak sulit dilakukan dalam penelitian agama. Namun, dalam beberapa hal, eksperimen dapat dilakukan dalam penelitian agama, misalnya untuk mengevaluasi perbedaan hasil belajar dari beberapa model pendidikan agama.

2.1 Konstruksi Teori Penelitian Agama

A. Pengertian Konstruksi Teori Penelitian agama

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta mengartikan konstruksi adalah cara  membuat atau menyusun bangunan-bangunan (jembatan dan sebagainya), dan dapat pula berarti susunan dan gabungan kata di kalimat atau di kelompok kata.
Sedangkan terori berarti pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian) dan berarti pula asas- asas dan hukum-hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan. Selain itu teori dapat pula berarti pendapat, cara-cara dan aturan-aturan untuk melakukan sesuatu.

Konstruksi adalah sejarah yang berlaku dahulu yang masih berkaitan di susun , dipahami, di hayati dan di cerna.

Konstruksi teori adalah susunan atau bangunan dari suatu pendapat asas-asas atau hukuman mengenai sesuatu yang antara satu dan yang lainnya saling berkaitan sehingga membentuk suatu bangunan.

Penelitian berasal dari kata teliti yang artinya cermat, seksama, pemeriksaan yang dilakukan secara seksama dan teliti dan dapat pula di artikan sebagai penyelidikan. Tujuan pokok dari kegiatan penelitian ini adalah mencari kebenaran-kebenaran objektif yang disimpulkan melalui data-data yang terkumpul. Kebenaran-kebenaran objektif yang diperoleh tersebut kemudian digunakan sebagai dasar atau landasan untuk pembaruan perkembangan atau perbaikan.

Dalam ilmu pengetahuan penelitian bisa kita artikan sebagai upaaya menemukan jawaban yang bisa di pertanggungjawabkan atas sejumlah masalah berdasarkan daata-data yang terkumpul. Penelitian menuntun pada pelakunya agar proses penelitian yang dilakukan bersifat ilmiyah, yaitu harus sistematis dan terkontrol .

Selanjutnya agama menurut J.G Frazer addalah suatu ketudukan atau penyerahan diri kepada kekuatan yang lebih tinggi dari manusia yang dipercayai mengatur dan mengendalikan jalannya alam dankehidupan manusia yangterdiri dari 2 elemen yaitu teoritis dan praktis. Yang bersifat teoritis berupa kepercayaan kepada kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi dari manusia, sedangkanyang bersifat praktis adalah usaha manusia untuk tunduk kepada kekuatan-kekuataan tersebut serta usaha menggembirakannya.

Harun Nasution selanjutnya menyebutkan adanya empat unsur penting yang terdapat dalam agama, yaitu :
  1. Unsur kekuatan gaib yang dapat mengambil bentuk dewa, tuhan, dan sebagainya.
  2. Unsur keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia ini dan hidupnya di akhirat nanti amat bergantung kepada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang di maksud.
  3. Unsur respons yang bersifat emosional dari manusia yang dapat mengambil perasaan takut, cinta, dan sebagainya.
  4. Unsur paham adanya yang kudus(sacred) dan suci yang daapat mengambil bentuk kekuatan gaib, kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama yang bersangkutan, dan dalam bentuk tempat-tempat tertentu.
Bagi pemeluk agama samawi, agama memiliki kriteria yang jelas karena telah disebutkan dalam kitab-kitab sucinya daan agama bukan ciptaan manusia, melainkan berasal dari tuhan, sehingga asal-usulnya tidak bersumber pada kondisi dan situasi alam sekitar atau masyarakat. Adapun yang termasuk kedalam agama Samawi adalah yahudi, Nasrani, dan Islam. Namun dalam kenyataan yang sebenarnya islam adalah satu-satunya agama samawi yang murni dansatu-satunya agama Allah Swt.
Agama samawi memiliki ciri-ciri antara lain :
1. Berasal dari Tuhan, karena Tuhan maha benar, agama pun mutlak benar adanya.
2. Diperuntukkan bagi orang-orang yang berakal.
3. Dianut berdasarkan pilihan dan kemauannya sendiri .
4. Menawarkan kebaikanhidup di dunia dan kebahagian hidup di akhirat.
Jadi berdasarkan uraian di atas, kita dapat  sampai pada suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan ” Konstruksi Teori Penelitian Agama” adalah suatu upaya memeriksa, mempelajari, meramalkan, dan memahami secara seksama susunan atau bangunan dasar-dasar atau hukum dan ketentuan lainnya yang diperlukan untuk melakukan penelitian terhadap bentuk pelaksanaan ajaran agama sebagai dasar pertimbangan untuk mengembangkan pemahaman ajaran agama sesuai tuntutan zaman.

BAB III
KESIMPULAN

Penelitian agama dalam pandangan Juhaya S. Praja adalah penelitian tentang asal-usul agama, dan pemikiran serta pemahaman penganut ajaran agama tersebut terhadap ajaran yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, jelas Juhaya terdapat dua bidang penelitian agama, yaitu sebagai berikut.
1. Penelitian tentang sumber ajaran agama yang telah mel;ahirkan disiplin ilmu tafsir dan ilmu hadis.
2. Pemikiran dan pemahaman terhadap ajaran yang terkadung dalam sumber ajaran agama itu.
Berdasarkan  tujuan yang hendak dicapai, penelitian studi islam dapat dibedakan menjadi:
(1) penelitian eksploratif;
(2) penelitian deskritif;
(3) penelitian historis;
(4) penelitian koresional;
(5) penelitian eksperimen.

DATAR PUSTAKA

Nata, Abuddin. 1996.Filsafat Pendidikan Islam 1.Jakarata: Logos.
Subiyono. 1994. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Afabeta.
Praja, Juhaya S. 1997. Pengantar Filsafat Ilmu: Filsafat Ilmu-ilmu Islam. Bandung: Program Pascasarjana IAIN Sunan Gunung Jati.
Abdullah, M. Yatimi. 2006. Studi Islam Kontemporer. Jakarta: Amzah.
Tabrani. 2015. Arah Baru Metodologi Studi Islam. Yogyakarata: Penerbit Ombak.

Postingan Populer